BPR Jawa Timur telah menerapkan good corporate governance (GCG) sesuai dengan Undang-undang maupun Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Menurut direksi M BPR Jawa Timur, perseroda tersebut terus menunjukan pertumbuhan kinerja yang dapat diperlihatkan dengan jumlah pangsa pasar. “Kineria BPR se-Jatim, ini kits mengalami pertumbuhan termand pangsa pasarnya, kurang lebih sebes dari BPR Timur sebanyak 254,” demikian dipaparkan direksi bank tersebut dalam makalah presentasi untuk Dewan Juri Top CSR Awards 2024
Direksi tak memungkiri akan terjadinya kontraksi di sejumlah BPR. Kendati begitu, menilai hal tersebut merupakan peluang untuk meningkatkan kinerja. “Dan utamanya ini ada beberapa yang kita waspadai, tadi disampaikan bahwa ada sedikit kontraksi jumlah, itu pun menjadi potensi kita bagaimana nasabah-nasabah BPR lain, ini menjadi bagus di tempat kita.”
Dalam menetapkan kinerja tak bisa dipisahkan dengan tata kelola perusahaan yang dilandasi dengan optimalisasi kinerja sumber daya manusia atau SDM.
Dikatakan direksi, dari sisi konsep tata kelola tetap nilainya meningkat, dengan konsep three line of defense menjadi acuan, “Dan kami cenderung di depan, yang first line ini kita kuatkan. Walaupun tengah dan belakang kuat, tapi lebih cenderung depan karena untuk pencegahan dan tata kelola yang baik. Porsinya yang depan kita kuatkan dari segi operasional, jadi itu yang kita terapkan. Sebagus apa-pun konsepnya tapi penerapannya ini tidak konsisten dan ini juga sangat berpengaruh. Dan kami komitmen untuk penerapan tata di Bank UMKM. Ini betul betul kita jaga,” ungkap direksi
Peseroda memanfaatkan konsep three line of defense. Seperti tahanan lapis pertama dengan memfokuskan pada komponen fungsi atau unit bisnis, tulinglangan pengendalian sang kondusif, lalu konsistensi elaksanaan kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan pengendalian ternal yang efektif.
Dipertahanan lapis kedua adalah menyasar kepada manajemen risiko dan kepatuhan. Dalam hal yang perlu dilakukan adalah mengembangkan dan memantau manajemen risiko perusahaan secara keseluruhan, lalu pengawasan agar fungsi bisnis melaksanakan kebijakan dan standar prosedur manajemen risiko dan kepatuhan. Terakhir memantau dan melaporkan risiko-risiko perusahaan secara keseluruhan.
Selanjutnya, adalah pertahanan lapis ketiga. Dalam hal ini adalah audit internal dan eksternal. Untuk audit internal, melakukan reviu dan evaluasi rancang bangun dan
Implementasi manajemen risiko secara dan memastikan bahwa pertahanan lapis pertama dan lapis kedua berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Sementara itu, secara tertulis, Plt. Direktur Utama BPR Jawa Timur, Irwan Eka Wijaya Arsyad, mengatakan bahwa dari sisi nilai, tata kelola bank Itu semakin baik. BPR Jawa Timur telah menerapkan good corporate governance (GCG) sesuai dengan Undang-undang maupun Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sementara nilai self assessment GCG adalah 1,95 dengan kategori baik.
Sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11 SEOJK.03/2022, diketahui peringkat yang lebih kecil mencerminkan kondisi BPR yang lebih baik. Maka selaras dengan hal itu terdapat beberapa dampak implementasi penerapan tata kelola yaitu pertama, fraud yang terjadi semakin menurun dari tahun ke tahun. Kedua, temuan OJK semakin kecil dan terakhir (2023) adalah adanya pembentukan PPAP sebagai dampak pandemi Covid-19. Ketiga, SOP yang efisien serta implementatif.
Irwan mengatakan, dari sisi penguatan tata kelola internal perseroda mempunyai satuan kerja audit intern (SKAI). “Aktivitasnya juga tetap langsung, dikendalikan. Jadi dari kami juga berupaya, walaupun ini di third line tapi first line-nya kita kuatkan, sehingga tuntas di line ke-3, SKAI-nya lebih terfilter. Kemudian ada risiko inhern yang mungkin masih bisa terjadi, dan itu yang tugasnya SKAI. Dan Alhamdulilah berapa tahun ini sangat berkurang banyak fraud-nya, kalau itu terjadi sangat kecil sekali,” ungkap dia.
Kemudian, dari sisi pengaduan nasabah. “Dari sekian ribu hanya 0,0 sekian persen yang mengadu. Jenis dan kualitasnya itu Insya Allah tidak terlalu berat, kecil-kecil. Seperti lelang belum siap. Jadi Alhamdulilah berisiko tinggi tidak ada, termasuk yang berisiko reputasi,” pungkas Irwan. (AGS)
“Tulisan ini dimuat di Edisi Khusus Top BUMD Awards 2024, Majalah Top Business”