Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Timur memegang peranan penting dalam perekonomian daerah. Sebagai kontributor utama dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan menyokong perekonomian lokal, sektor UMKM di Jawa Timur terus berkembang pesat berkat berbagai upaya optimalisasi modal usaha.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ekonomi Jawa Timur terus menunjukkan kinerja positif sepanjang tahun 2024. Meskipun situasi politik, dengan adanya dua kali pemilu dan pilkada, ekonomi Jatim tetap tumbuh. Triwulan ketiga 2024 misalnya, ekonomi Jatim tumbuh 4,91 persen, setelah pada triwulan kedua mencatatkan angka 4,98 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Jatim mampu bertahan dan tumbuh di tengah situasi yang penuh tantangan.
Nyatanya, Jatim memang menjadi kontributor terbesar kedua dalam perekonomian Indonesia, dengan nilai 14,52 persen terhadap PDB nasional. Selain itu, Jatim juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Pulau Jawa dengan angka 25,55 persen. Posisi strategis Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan sejumlah provinsi besar menjadikannya sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, terutama untuk wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
”Jatim akan terus bertumbuh menjadi Gerbang Nusantara Baru yang menopang lebih dari 20 provinsi di Indonesia tengah dan timur,” ujar Penjabat Gubernur Jatim Adhy Karyono dalam pidato upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Jawa Timur, pertengahan Oktober kemarn, di Halaman Gedung Negara Grahadi.
Pada saat yang sama, Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berupaya memaksimalkan potensi daerah ini dengan mengembangkan sektor-sektor produktif, salah satunya adalah UMKM. Program-program yang dicanangkan oleh pemerintah daerah, seperti Kredit Sejahtera UMKM (Prokesra), bertujuan untuk mempermudah akses modal bagi pelaku UMKM, yang merupakan salah satu elemen kunci dalam memperkuat perekonomian daerah.
Program Prokesra: Solusi Bagi UMKM
Untuk memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM dalam mendapatkan pembiayaan yang terjangkau, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama dengan PT. Bank Perekonomian Rakya Jatim (Perseroda), atau yang lebih dikenal dengan Bank UMKM Jatim, meluncurkan Program Kredit Sejahtera UMKM (Prokesra). Prokesra adalah program yang menawarkan subsidi bunga kepada pelaku usaha mikro dan kecil sehingga mereka dapat mengakses pembiayaan dengan bunga yang lebih rendah. Program ini dirancang untuk membantu UMKM mengatasi kendala permodalan, terutama di masa pemulihan pasca-pandemi.
Program Prokesra hadir sebagai respons terhadap dampak negatif COVID-19 yang sangat memengaruhi sektor UMKM. Banyak pelaku usaha yang kesulitan mendapatkan pembiayaan karena terkendala kondisi keuangan yang menurun akibat pandemi. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Bank UMKM Jatim menanggung sebagian besar bunga, sehingga beban yang harus ditanggung oleh pelaku UMKM menjadi lebih ringan, yakni sekitar 3 persen per tahun.
Plt Direktur Utama Bank UMKM Jatim, Irwan Eka Wijaya Arsyad, menjelaskan bahwa meskipun bunga rendah menjadi daya tarik utama, kesuksesan Prokesra tidak hanya bergantung pada besaran bunga kredit. “Bunga murah saja tidak menjamin produk keuangan berhasil terserap. Dibutuhkan sistem operasional yang baik, analisis yang tepat, serta pemasaran yang tepat sasaran,” katanya.
Dengan menerapkan prosedur dan SOP yang ketat, Prokesra berhasil mencatatkan NPL (Non-Performing Loan) yang sangat rendah, hanya 0,64 persen, yang menunjukkan bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan berjalan dengan lancar tanpa masalah pembayaran.
Sejak pertama kali diluncurkan pada 2022, Prokesra telah disalurkan kepada pelaku UMKM dengan total kredit sekitar Rp 500 miliar hingga Oktober 2024. Bank UMKM sendiri melayani 57 ribu nasabah kredit dengan 92 persen adalah UMKM.
Program ini telah memberikan dampak positif bagi ribuan pelaku UMKM di Jawa Timur, terutama di sektor mikro dan kecil. Program ini juga diharapkan dapat terus berkembang seiring dengan penambahan anggaran subsidi bunga yang direncanakan Pemerintah Provinsi untuk tahun 2025, yang diperkirakan akan mencapai puluhan miliar dengan estimasi penyaluran mencapai ratusan miliaran.
Dengan adanya Prokesra, pelaku UMKM dapat memperluas usaha mereka, meningkatkan kapasitas produksi, serta mengakses pasar yang lebih luas. Tidak hanya itu, program ini juga memungkinkan para pelaku usaha untuk lebih mudah mengelola risiko keuangan mereka. Adanya dukungan modal dari Bank UMKM Jatim memberi mereka kesempatan untuk membeli bahan baku lebih banyak, meningkatkan kualitas produk, dan memperbaiki jaringan distribusi.
Bank UMKM Jatim juga memiliki program lainnya yang mendukung pengembangan usaha mikro dan kecil, yaitu Kredit Dana Bergulir (Dagulir). Dagulir menawarkan fasilitas pembiayaan dengan plafon kredit hingga Rp 300 juta, yang dapat digunakan untuk modal kerja dan investasi. Program ini dilengkapi dengan jangka waktu yang fleksibel, yang disesuaikan dengan kebutuhan usaha UMKM, yaitu maksimal 3 tahun untuk plafon hingga Rp 100 juta dan maksimal 5 tahun untuk plafon Rp 100 juta hingga Rp 300 juta.
Dengan akses ke Dana Bergulir, UMKM bisa mengelola modal dengan lebih efektif dan meningkatkan daya saing mereka di pasar. Kredit dengan bunga yang rendah dan prosedur yang sederhana ini memungkinkan mereka untuk bertumbuh lebih cepat, memperluas skala usaha, dan menghadapi tantangan ekonomi dengan lebih siap.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur: Fokus pada Pengembangan UMKM
Pemerintah Provinsi Jawa Timur percaya UMKM merupakan sektor yang penting untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat. Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengungkapkan pentingnya dukungan perbankan untuk mendorong pelaku UMKM naik kelas. Apalagi, posisi pelaku UMKM sangat sentral untuk mendorong dan menumbuhkan roda perekonomian Jawa Timur. Dikutip dari laman resmi Biro HUmas Pemprov Jatim, Adhy menjelaskan penting karena kontribusi UMKM terhadap PDRB Jatim setiap tahun terus alami peningkatan.
“Tahun 2022 terdapat peningkatan sebesar 0,55 persen dibandingkan tahun 2021, sedangkan tahun 2023 – 2024 ditargetkan kontribusinya bisa mencapai 58,5 – 58,8 persen,” tuturnya.
Lebih lanjut, Adhy menyampaikan bahwa dengan dukungan modal yang tepat, UMKM dapat lebih cepat berkembang. Oleh karena itu, Bank UMKM Jatim diharapkan terus melaksanakan program-program yang dapat menyentuh langsung kebutuhan pelaku usaha di daerah, sehingga pertumbuhan UMKM dapat lebih inklusif dan merata. Saat penetapan Peraturan Daerah tentang Perusahaan Perseroan Daerah Bank Perekonomian Rakyat di DPRD Provinsi Jawa Timur awal Januari 2025, Adhy optimistis Bank UMKM Jatim akan menjadi katalisator bagi perekonomian daerah, terutama di sektor UMKM dan koperasi.
Saat ini, 92 persen dari total portofolio kredit Bank UMKM Jatim disalurkan kepada sektor UMKM produktif. Pj. Gubernur memastikan bahwa perubahan menjadi Perseroda tidak akan memengaruhi fokus Bank UMKM Jatim Jatim dalam mendukung sektor ini.
Dalam rapat paripurna DPRD Jatim akhir Desember lalu, Juru Bicara Komisi C Nur Faizin menyatakan bahwa Bank UMKM Jatim perlu terus meningkatkan kapasitasnya dalam menyalurkan pembiayaan untuk sektor produktif, UMKM, dan sektor pertanian. Ia juga menambahkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur perlu melakukan analisis yang cermat terkait tambahan modal bagi Bank UMKM Jatim, agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi perekonomian daerah terutama sektor mikro.
Langkah Pemerintah Provinsi Jatim dan Bank UMKM tentu menguatkan pelaku UMKM dengan mendorong mereka naik kelas. Perluasan linkage UMKM dengan mempertemukan importir dari luar negeri juga merupakan upaya mendukung usaha kecil di Jatim. Pemprov Jatim dengan didukung Bank UMKM Jatim beberapa kali melakukan business matching dengan pembeli dari luar negeri, dengan importir China pada 14 November dan importir Jepang pada 5 Desember kemarin.
Dengan demikian, dukungan Pemprov Jatim dan Bank UMKM Jatim terhadap UMKM, baik dari sisi kebijakan pemerintah maupun lembaga keuangan, akan terus diperkuat. Dengan adanya program seperti Prokesra dan Dagulir, UMKM diharapkan dapat tumbuh lebih pesat dan berdaya saing tinggi. Selain itu, penting bagi pelaku UMKM untuk mengelola modal dengan bijaksana agar dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat.
Dukungan yang terus berkelanjutan dari pemerintah dan jasa keuangan, serta komitmen UMKM untuk terus berinovasi, akan membuat sektor ini semakin kuat dan menjadi pendorong utama perekonomian Jawa Timur. Alhasil, sektor UMKM tidak hanya akan memberikan dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat, tetapi juga akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di masa depan.