Jakarta, TopBusiness – Sesuai jargonnya, PT BPR Jatim (Perseroda) – Bank UMKM Jawa Timur menyajikan judul presentasi seputar perannya dalam mendukung UMKM, yakni ‘Empowering MSMEs, Driving an Inclusive Economy: Peran Bank UMKM Jawa Timur dalam Pemberdayaan UMKM Daerah’ di sesi penjurian TOP BUMD Awards 2025.
Jajaran direksi perusahaan, antara lain Irwan Eka Wijaya Arsyad selaku Plt. Direktur Utama, Muhammad Amin Direktur Kepatuhan, dan Agung Soeprihatmanto Direktur Pemasaran hadir dalam sesi penjurian yang digelar Majalah TopBusiness secara daring pada Rabu (16/4/2025) lalu.
Bank UMKM Jawa Timur merupakan BUMD yang dimiliki mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebesar 85,33%. Adapun sisanya dimiliki Pemda dan Pemkot yang ada di Jatim. Demikian seperti diungkap Muhammad Amin, Direktur Kepatuhan yang tampil memberikan paparan di hadapan dewan juri.
Selain memiliki kantor pusat di Surabaya, BPR Jatim juga telah memiliki 32 kantor cabang di seluruh Jatim, 130 kantor kas, dan jumlah karyawan sebanyak 1.200 orang.
Adapun visi perusahaan ini adalah menjadi bank yang terpercaya dan dapat diandalkan masyarakat Jatim. Dengan misi yang dicanangkan adalah meningkatkan peran dalam pertumbuhan ekonomi Jatim melalui pengembangan UMKM di seluruh sektor ekonomi.
“Jadi fokus kami adalah di (sektor) UMKM,” tandas Muhammad Amin.
Kinerja
Lebih lanjut soal kinerja perusahaan, Muhammad Amin membeberkan tingkat kesehatan bank yang dinilai berdasarkan POJK yang baru. Di aturan itu, terdapat aspek penilaian antara lain Profil Risiko, Tata Kelola, Rentabilitas, dan Permodalan.
“Alhamdulillah, posisi kita secara keseluruhan ini nilai komposit kita ada dua, mulai dari yang semester kemarin yang di bulan Juni 2024 itu kompositnya 2. Kemudian di Desember 2024 akhir tahun kita kompositnya 2 (Sehat). Ini kalau detailnya bisa kita lihat, Profil Risiko kita di posisi komposit 2, Tata Kelola 2, Rentabilitas 3, kemudian Permodalan di posisi 1. Alhamdulillah, jadi tingkat kesehatan kita posisi di komposit 2, ini di semester 1 2024 dan akhir tahun 2024,” ujarnya.
Sejurus dengan itu, kinerja perusahaan berdasarkan sejumlah rasio juga tergolong baik, seperti dari sisi KYD (Kredit yang Diberikan), Dana Pihak Ketiga (DPK), Return on Asset (ROA), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL).
“Realisasi Desember 2024 kemarin yang sudah dilakukan KAP (kantor akuntan publik), posisi laba kita Rp28.051.000.000. Sebelumnya target kita Rp25,7 miliar. Alhamdulillah ini bisa tercapat di atas target 109,15%,” ungkap Muhammad Amin.
“KYD kita juga tumbuh cukup signifikan. Alhamdulillah target kita Rp 2,81 triliun, kita bisa mencapai Rp 2,88 triliun. Jadi kita posisi di 102,43%. DPK kita ini cukup baik juga, meskipun dalam kondisi ekonomi yang kurang baik. Alhamdulillah kita bisa menempatkan dana pihak ketiga kita Rp2,73 triliun. Kemudian total aset mengalami peningkatan dari tahun kemarin di posisi Rp3,4 triliun,” bebernya.
Selanjutnya untuk ROA ada di posisi 0,85, BOPO 91,25%, dan LDR 105,66%. LDR-nya masih lumayan tinggi, hal itu disebut Muhammad Amin, karena bisnis perusahaan tumbuhnya sangat besar untuk kredit ini, jadi perlu diimbangi dengan likuiditas.
“(Untuk) NPL kita alhamdulillah posisi kita satu digit di bawah 10%, yakni 9,94%. Ini karena ada dampak dari stimulus Covid yang harus dilepaskan. Ini posisi kita, alhamdulillah satu digit, insya Allah di tahun ini kita bisa di bawah 5%,” tandasnya.
Kemudian pada wawancara penjurian ini Muhammad Amin juga mengungkap, dari sisi kredit, BPR Jatim lebih banyak disalurkan pada sektor produktif mencapai 91,95%. Sisanya untuk sektor konsumtif, yakni 8,05%.
“Nasabah kita cukup besar rata-rata UMKM itu 56.914 per Desember 2024, (dibanding) tahun 2023 di angka 52.671. Ini ada pertumbuhan cukup signifikan juga,” tandasnya.
Adapun dari sisi DKP, terdiri dari 31% tabungan, deposito 68% dengan jumlah nasabah sebanyak 374.774 di Desember 2024. Tumbuh dari tahun sebelumnya (2023) sebanyak 353.094 nasabah.
Sementara berkaitan dengan tata kelola dan manajemen SDM sejumlah inisiatif juga telah dilakukan Bank UMKM Jawa Timur antara lain:
- Program kaderisasi level pejabat eksekutif berbasis kompetensi melalui program Officer Development Program (ODP) dan Supervisor Development Program (SDP).
- Pemenuhan kebutuhan pegawai berdasarkan skala prioritas.
- Rotasi dan mutasi sesuai the right man in the right place.
- Meningkatkan kompetensi pegawai melalui pendidikan/pelatihan sesuai tantangan dan kebutuhan pengembangan perusahaan.
- Perbaikan sistem/aplikasi SDM yang terintegrasi sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan HRD, kepegawaian dan pengembangan karir (yang sebelumnya masih secara manual)
“Kemudian terkait dengan manajemen kinerja dan tata kelola, kami mengimplementasikan sertifikasi ISO 27.001 terkait dengan system manajemen keamanan informasi. Dan alhamdulillah kami sudah mendapat sertifikasi dan kami ambil pada sertifikasi Top 5 yang ada di Indonesia,” kata dia.
“Kita memang menghendaki supaya benar-benar dilakukan implementasi terkait dengan system informasi keamanan system informasi IT, kita terapkan ISO 27001. Alhamdulillah kita sudah mendapatkan sertifikat itu,” lanjut dia.
Adapun terkait dengan transparansi, perusahaan BUMD ini juga telah menerapkan Anti Fraud, Whistle Blowing System dan SMAP (Sistem Manajemen Anti Penyuapan).
“Insya Allah rencananya akan kita tingkatkan menjadi sertifikasi ISO Anti Fraud. Kebetulan seiring dengan itu ada POJK yang mengharuskan kita menerapkan Anti Fraud. Kebetulan sebelumnya kita sudah kembangkan ternyata juga ada POJK baru yang mengatur terkait dengan Strategi Anti Fraud,” tandasnya.
Soal integritas laporan keuangan perusahaan juga sudah disusun, dalam hal ini perusahaan dibantu dengan sistem Corebank yang cukup tangguh.
Digitalisasi dan Kontribusi
Turut memberikan paparan di hadapan dewan juri, Irwan Eka Wijaya Arsyad, Plt. Dirut, mengungkapkan sejumlah inisiatif terkait digitalisasi yang telah dilakukan pada perusahaan yang dipimpinnya.
“Jadi, terkait dengan digitalisasi operasional dan bisnis pemanfaatan teknologi, ada beberapa aplikasi dan system yang sudah kita kembangkan dan juga kita lakukan. Yang pertama, ada Sistem Informasi Simpanan Dana (Si Panda), ini aplikasi yang dibuat oleh teman-teman internal sendiri, teman-teman divisi TI BPR Jatim. Jadi, ini aplikasi untuk memudahkan pengelolaan dana antar kantor di perusahaan,” ungkap Irwan.
Selanjutnya ada aplikasi Jedai (Jendela Informasi), yakni platform informasi internal yang dibuat oleh Bank BPR Jatim sendiri oleh pegawai BPR Jatim untuk karyawan yang isinya berbagai informasi terkait dengan peraturan perundang-undangan atau peraturan-peraturan direksi.
Kemudian, lanjut Irwan, ada implementasi Microsoft 365, untuk mendukung produktivitas karyawan atau perusahaan untuk menyediakan alat untuk melakukan kolaborasi dan komunikasi berbasis cloud, seperti Microsoft Teams, One Drive, dan lainnya.
Bank UMKM Jatim juga telah menerapkan aplikasi WA Blast. Aplikasi digunakan oleh BPR Jatim di dalam melakukan early warning maintenance atau monitoring penagihan yang ada di semua cabang. “Sehingga H-7, H-1 maupun yang sudah menunggak ini akan di-soft collection oleh system kita pakai aplikasi WA Blast,” jelas Irwan.
Ada juga Web Spool yang digunakan untuk mengelola Spool File yang berkaitan dengan dokumen Perusahaan, sehingga memudahkan perusahaan dalam melakukan penyimpanan dan distribusi file secara terpusat.
Aplikasi lain yang juga telah diterapkan di BPR Jatim adalah Aplikasi Manajemen Kepegawaian. Aplikasi yang dikembangkan secara internal ini digunakan untuk mengelola data kepegawaian termasuk di dalamnya adalah sistem penggajian, absensi, rekam jejak (Carrier Pad) yang semua terekam di dalam aplikasi ini.
“Nah, ini penting sekali aplikasi Manajemen Kepegawaian pada saat direksi membutuhkan informasi-informasi atau rekam jejak terdahulu untuk melakukan asesmen. Asesmen ini biasanya dilakukan untuk pemenuhan jabatan-jabatan tertentu bisa promosi atau bisa juga mutasi, ini sangat membantu kami dalam melihat rekam jejak pegawai,” jelas Irwan.
Berikutnya ada aplikasi Monitoring Asuransi dan Klaim. Dalam hal ini Bank UMKM Jatim telah melakukan host to host dengan pihak Jamkrida atau pihak asuransi menyangkut pelayanannya.
Dalam uraian selanjutnya, Irwan mengungkap sejumlah kontribusi yang telah diberikan, baik untuk Pemerintah Daerah maupun pembangunan daerah. Misalnya dari sisi Penyaluran Kredit Program. Irwan mengatakan bahwa perusahaan punya beberapa skema kredit program, di antaranya adalah kredit di Sektor Pertanian atau PKPJ (Paket Kredit Petani Jawa Timur).
“Kita sudah menyalurkan total distribusinya Rp2,031 triliun. Kemudian baki debet aktifnya ada Rp255 miliar,” ungkapnya.
Kemudian Kredit Prokersa, ini adalah Kredit KUR Daerah atau KUR Provinsi itu yang disubsidi oleh Pemprov Jawa Timur. “Nah kredit ini sudah kita gulirkan sebanyak Rp475,2 miliar,” ujarnya.
Kredit Prokersa, dikatakan Irwan, memberikan dampak multiplier effect. Di mana apabila di dalam satu debitur saja atau dalam keluarga tersebut ada tiga atau empat keluarga, berarti Kredit Prokersa ini sudah empat kali lebih banyak.
“Kemudian ada Kredit Dagulir Channeling, ini kita sudah salurkan Rp599 miliar dengan 577 debitur. Kredit Dagulir ini sekarang berganti nama menjadi Kredit Dagulir Eksekuting, yang tadinya channeling off balance sheet sekarang on balance sheet, sudah kita salurkan tahun ini Rp68,2 miliar,” jelasnya.
Tidak berhenti sampai di situ, kontribusi lain juga diberikan Bank UMKM Jatim dalam bentuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terus ditingkatkan.
“Jadi, kalau kita lihat, tren kenaikan PAD ini terlihat. Memang di tahun 2022 sempat (menyentuh tinggi) Rp10,03 miliar, kemudian ada penurunan dikarenakan ada dampak dari (pandemi) Covid. Sehingga alhamdulillah target kita di tahun 2025 ini bisa memberikan PAD rencananya Rp10,5 miliar. Jadi, naik kurang lebih Rp900 juta dari total sebelumnya,” pungkas Irwan.