Batam— Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali memperkuat jejaring perdagangan antarwilayah melalui gelaran Misi Dagang Investasi. Tema kali ini adalah meningkatkan Jejaring Konektivitas antara Provinsi Jawa Timur dengan Kepulauan Riau di Wyndham Panbil Batam, 8 Desember. Dipimpin oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa, misi dagang ini menghadirkan perpaduan perdagangan dan diplomasi budaya. Perpaduan ini ditunjukkan melalui Pertunjukan Wastra Sidoarjo yang menonjolkan batik khas Jetis Sidoarjo.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi pertunjukan wastra Sidoarjo yang didukung oleh Bank UMKM Jatim. “Pertunjukan wastra Jatim tadi merepresentasikan batik Jatim dari kampung Jetis, Sidoarjo. Terima kasih Pak Dirut Bank UMKM Jatim telah mendukung pertunjukan wastra Jatim di Misi Dagang Batam kali ini,” kata Khofifah memberi sambutan di Misi Dagang Investasi.
Pertunjukan wastra tersebut memadukan tari tradisi, narasi budaya, dan fashion show, menampilkan kekuatan batik Jetis yang merupakan batik tulis bercorak flora-fauna lokal, beragam warna cerah hingga solid. Kain batik tidak hanya hadir sebagai busana, tetapi menjadi elemen gerak dan simbol identitas masyarakat Sidoarjo.
Pembukaan acara diisi dengan Tari Ning Saropah, yang mengangkat kisah perempuan pedagang ulet dari Sidoarjo, sepupu tokoh rakyat Sarip Tambak Oso. Tarian ini menggambarkan perempuan UMKM yang kuat, cerdas, dan dekat dengan masyarakat.
Batik Mitra Binaan Bank UMKM Jatim
Dalam tarian tersebut, Batik HI Indonesia, mitra binaan Bank UMKM Jatim, ditampilkan secara eksploratif melalui kain batik yang dimainkan di atas panggung. Selain itu, sejumlah produk unggulan mitra Bank UMKM seperti aneka olahan Kupang siap santap dari UD Kupang Jaya dan aneka sambal serta bumbu dari Arthur Duo Sambal menjadi komoditas yang dijajakan oleh Ning Saropah serta teman-temannya. Atraksi itu menegaskan bahwa batik dan kuliner adalah bagian dari kehidupan dan ekspresi budaya.
Sebagai bentuk dukungan konkret terhadap UMKM kreatif, PT BPR Jatim (Perseroda) / Bank UMKM Jawa Timur memfasilitasi keikutsertaan pengrajin batik dan kuliner dalam misi dagang ini. Di Kampoeng Jetis, Batik HI Indonesia merupakan usaha yang dikelola oleh Yusri Edi Suryono ini dikenal sebagai produsen batik tulis berkualitas dengan karakter Jetis yang kuat. Yusri sendiri adalah nasabah Kredit Untuk Semua Usaha Masyarakat (Kusuma) dengan skema pinjaman terjangkau. Sedangkan UD Kupang Jaya dan Arthur Duo Sambal merupakan nasabah Prokesra, produk modal murah yang mendapatkan subsidi dari Pemerintah Provinsi Jatim.
Upaya Bank BPR Jatim Perkuat Ekosistem UMKM
Direktur Utama PT. BPR Jatim (Perseroda)/Bank UMKM Jatim, Irwan Eka Wijaya, menegaskan bahwa dukungan ini merupakan bagian dari upaya bank memperkuat ekosistem UMKM.
“Batik dan kuliner adalah identitas budaya sekaligus peluang ekonomi. Dengan membawa Batik HI dan kuliner Sidoarjo ke panggung misi dagang, kami ingin memberikan akses promosi dan peluang pasar yang lebih luas bagi pengrajin daerah. Bank UMKM Jatim tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga membuka jejaring bisnis dan ruang tampil bagi UMKM kami,” ujar Irwan.
Pihaknya yakin, UMKM wastra seperti batik HI Indonesia dapat menjadi duta budaya Jawa Timur yang membawa nilai sekaligus daya saing. Ini adalah bagian dari komitmen Bank UMKM Jatim untuk membantu UMKM naik kelas.
Setelah tarian, rangkaian dilanjutkan dengan fashion show busana batik Sidoarjo oleh para Duta Wisata Raka Raki Jawa Timur. Busana batik yang mereka pakai adalah karya perancang busana asal Sidoarjo, Hariyani Wisnu (@yankhurin). Perancang busana asal Sidoarjo ini memang konsisten memadupadankan motif batik daerahnya dengan pattern sulaman, songket, lurik, hingga kain lukisan tangan. Alhasil, karyanya nampak meriah namun tetap mewah.
Konsep Artistik dan Pemilihan Narasi Budaya
Art Director pertunjukan, Embran Nawawi, menjelaskan konsep artistik dan alasan pemilihan narasi budaya ini. Batik Jetis memiliki identitas yang tegas. Warnanya berani, motifnya bercerita, dan ia membawa atmosfer Sidoarjo sebagai daerah delta yang penuh kehidupan. Menampilkannya di misi dagang Batam, menurut Embran, adalah cara untuk menunjukkan karakter kuat budaya Jawa Timur.
Ia juga menekankan pentingnya kisah Ning Saropah dalam konteks pemberdayaan UMKM.
“Ning Saropah adalah simbol perempuan penggerak UMKM mandiri, tangguh, dan selalu hadir untuk komunitasnya. Saat misi dagang bicara peluang usaha, kami ingin memulai dengan cerita tentang manusia yang menjadi denyut UMKM itu sendiri. Ini bukan hanya pertunjukan, tapi pesan bahwa UMKM Jawa Timur punya jiwa dan cerita,” ungkapnya.
Embran menilai bahwa perpaduan tari, batik, dan fashion show adalah bentuk diplomasi budaya yang kuat.
Pertunjukan Wastra Sidoarjo dalam Misi Dagang Jatim–Kepri kembali membuktikan bahwa budaya adalah jembatan efektif dalam membangun jejaring ekonomi. Melalui batik Jetis, tarian, dan kolaborasi generasi muda, Bank UMKM Jawa Timur ingin menghadirkan identitas yang tidak hanya indah, tetapi juga bernilai ekonomi dan berdaya saing.



